Warung Online

March 26, 2012

LIBURAN KE PANGANDARAN CIAMIS

Saya ingin menceritakan liburan saya ke Pangandaran yang terjadi pada tanggal 13, 14, 15 Juli 2006. Saat itu adalah liburan kenaikan kelas, dari kelas 2 ke kelas 3 SMP. Apakah anda tahu ? Bahwa pada tanggal 17 Juli 2006 terjadi tsunami di daerah Pangandaran. Sungguh mencengangkan saya dan keluarga melihat berita tersebut. Apa jadinya jika saya dan keluarga memundurkan liburan 2 atau 3 hari ? Mungkin saya tidak akan menulis cerita ini.

Singkat cerita kami pergi tanggal 13 pagi. Semua anggota keluarga telah mempersiapkan segala sesuatunya, dari makanan, minuman, dll. Jam 6 pagi, kami berangkat dengan menggunakan mobil pribadi. Jalur yang ditempuh, yaitu dari Depok ke Bandung. Lalu dari Bandung masuk tol hingga keluar di Tasimalaya. Di Tasikmalaya situasi jalan sangat macet, saat itu pun sudah sore menjelang malam. Terpaksa kami makan malam di pinggir jalan, karena kami sudah lapar. Setelah makan malam selesai, kami melanjutkan perjalanan. Jalanan menuju Pangandaran saat itu banyak yang rusak, saya kira pemda setempat harus memperbaiki infrastruktur disana agar banyak wisatawan yang datang ke Pangandaran.

Sesampainya disana, kami langsung mencari penginapan yang telah dipesan sebelumnya. Kami membawa turun barang - barang yang diperlukan dan melihat - lihat tempat penginapan kami. Satu kamar berisi dua ranjang terpisah dengan satu kamar mandi. Karena hari sudah larut, maka kami memutuskan untuk tidur, mempersiapkan tenaa untuk hari esok.

Tanggal 14 pagi, kami mandi, sarapan, dan bersiap - siap menuju pantai. Suasana di sana cukup ramai, banyak yang berjemur, bermain pasir, voli, ataupun berenang disana. Kami berfoto terlebih dahulu, lalu kami menyewa 2 perahu untuk pergi ke sebuah cagar alam. Sebelumnya, saat kami sampai pasir di pantai tempat itu berbeda dengan pantai sebelumnya karena pantai itu disebut pantai pasir putih. Dengan pemandu di depan kami, maka kami masuk ke cagar alam tersebut.

Pada siang hari di dalam cagar alam, kami menelusuri jalan - jalan dan terdapat barang - barang ataupun bangunan sepeninggalan sejarah kerajaan. Lalu kami masuk ke Goa Jepang yang terkenal. Tinggi goa itu pendek, sehingga kami harus menunduk sampai di ujung goa. Di ujung goa ada tangga terbuat dari akar pohon yang merambat.

Goa kedua yaitu Goa Panggung. Yang menarik dari goa ini adalah stalagtit dan cerita tentang anak angkat Nyi Roro Kidul. Guga terakhir adalah Goa Parat / Keramat. Pintu masuk goa ini pendek, namun saat tiba didalam ternyata sangat luas. Disana ada batu yang disebut sebagai Kaca Benggala Mak Lampir. Selanjutnya ada Goa Pahat, batuan yang menggantung berbentuk paha ayam. Setelah perjalanan panjang di dalam goa, kami beristirahat sejenak menyantap makan siang. Setelah itu, kami ke tempat terakhir yaitu Green Canyon. Kami harus menyewa 2 perahu. Air sungai ini. berbeda dengan sungai pada umunya. Sungai ini berwarna hijau, dan dengan tetesan air dari atas akan terasa sejuk berada diatas perahu. Sesampai dijung ada tempat agar bisa berenang, namun saya tidak ikut berenang. Hari sudah mulai malam, maka kmi memutuskan untuk kembali.

Akhirnya kami kembali ke penginapan, mandi, lalu bersiap - siap untuk makan malam. Kami memilih restoran seafood, bahkan ikan yang akan kami makanpun, bisa dipilih sendiri. Tempat itu cukup ramai, sehingga kami harus menunggu hidangan kami. Setelah makan malam, kami memutuskan untuk berjalan - jalan mengelilingi rumah - rumah warga disana. Lalu kami kembali ke penginapan kami dan tidur dengan terlelap.

Keesokkan harinya tanggal 15 Juli, kami bersiap - siap untuk pulang dengan banyak kenangan, pengalaman, dan oleh - oleh juga tentunya. Sesampainya dirumah perasaan capek dan senang bercapur aduk, menjadi pengalaman yang tak terlupakan.